Oleh: Hamri Mokoagow
Ketua Ansor Kotamobagu (2020–2024)
Ketua Pengendali Relawan dan Tim Kerja “The Winner” Kotamobagu
20 Februari 2025. Di bawah langit Ibu Kota, di halaman Istana Kepresidenan yang sakral, sebuah sejarah baru ditorehkan. Dengan lantang dan penuh khidmat, Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, melantik dua putra terbaik Bolmong Raya: dr. Wenny Gaib, Sp.M dan Rendy Virgiawan Mangkat, SH, MH sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kotamobagu.
Di tengah deru riuh nasional, The Winner (Wenny – Rendy) berdiri tegap, membawa obor perubahan untuk rakyat!
Setelah tertunda karena dinamika sengketa Pilkada di Mahkamah Konstitusi, pelantikan ini bak peluit babak baru, membangunkan harapan rakyat yang lama tertidur. Dengan 35.150 suara kemenangan, rakyat mengukuhkan tekadnya: Kami ingin perubahan!
Kemenangan Rakyat, Bukan Sekadar Kekuasaan
Kemenangan The Winner bukan sekadar statistik. Ini adalah buah konsistensi, tetes keringat, dan doa rakyat kecil yang tak tergoda janji palsu dan politik amplop. Saya sendiri, sebagai Ketua Tim Pengendali Relawan, menyaksikan bagaimana rakyat dari pelosok 33 desa/kelurahan dan 172 TPS bergerak bukan karena uang, tapi karena harapan!
Di setiap rumah, di setiap lorong, di setiap ladang syair perubahan digaungkan seperti puisi cinta Kahlil Gibran. Visi dr. Wenny dan Rendy diterima rakyat dengan tepuk tangan dan harapan, bukan curiga.
Pemimpin yang Membongkar Sekat Kekuasaan
Dalam 100 hari pertama, The Winner telah mengubah paradigma kekuasaan yang lama bercokol di Kotamobagu. Feodalisme yang diwariskan sejak abad ke-17 kini digoyang! Tak ada lagi kekuasaan yang eksklusif dan berjarak. Kini rakyat tak hanya melihat pemimpinnya di baliho, tapi merasakan tangan mereka di bahu, dan senyumnya di pelataran rumah.
“Kita bukan raja, kita pelayan rakyat!” Itulah prinsip Wenny–Rendy. Rumah dinas kini bukan istana tertutup, tapi rumah rakyat. Tak ada protokol berlapis, tak ada pagar elit. Semua bisa datang, semua bisa bicara.
Di berbagai kesempatan, rakyat bersaksi. Seorang nenek di Kelurahan Molinow berkata sambil berlinang air mata:
“Ki Dokter, boki Rendy… totu’u mopia, diak anda jarak takin nami intau mointok.”
(Dokter Wenny dan Rendy sangat baik, tanpa jarak, seakan mereka bagian dari kami.)
Program Nyata: 100 Hari Kerja yang Menggelegar!
Bidang Olahraga
Percepatan pembangunan Gelora Ambang Kotamobagu, digerakkan langsung oleh Walikota dan didukung Gubernur Sulut, dengan suntikan anggaran awal Rp35 Miliar!
Bidang Lingkungan
Inovasi lubang kompos di tiap rumah ASN.
Kesejahteraan petugas sampah ditingkatkan: THR naik 10 kali lipat + asuransi kerja.
Pemanfaatan sampah jadi pakan ternak: solusi cerdas dan ramah lingkungan!
Bidang Ketahanan Pangan
Cadangan beras digandakan!
ASN wajib tanam cabe: solusi krisis harga sekaligus revolusi kecil-kecilan pangan keluarga!
Bidang Kesehatan
RS Pobundayan siap buka layanan jantung.
Mesin cuci darah ditambah 3 kali lipat!
Gizi anak & penderita stunting ditingkatkan.
Puskesmas direhabilitasi.
Honor kader Posyandu naik: pejuang kesehatan keluarga akhirnya dihargai!
Bidang Pendidikan
Kurikulum tambahan Bahasa Inggris SD bekerja sama dengan UNIMA.
Kurikulum PAUD–SMP difokuskan ke kreativitas.
Perencanaan pembangunan SMA Garuda – setara SMA Taruna Nusantara!
Bidang Pertanian
Aktifkan kembali kebun bibit dan produksi pupuk organik cair.
Pembenahan alat pertanian (ALSINTAN) yang sebelumnya mangkrak.
Bidang Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Dukungan penuh untuk kegiatan masyarakat demi menggeliatkan ekonomi akar rumput.
Efisiensi Anggaran
Biaya perjalanan dinas Wali Kota/Wakil dipangkas 50%!
Dana mobil dinas dialihkan untuk program rakyat.
Tanah pribadi Walikota dihibahkan untuk pembangunan Gedung SPPG, simbol dedikasi total tanpa pamrih!
Pemimpin yang Turun Langsung, Bukan Duduk di Menara Gading
Wenny–Rendy bukan pemimpin menara gading. Mereka ikut hadir dalam duka, bahagia, bahkan prosesi adat rakyat. Mereka safari ke Kementerian, lobi pusat demi dana dan perhatian untuk Kotamobagu. Mereka berkoordinasi erat dengan Gubernur Sulut untuk percepatan proyek strategis.
Penutup: Saatnya Kita Bersatu Menjaga Perubahan!
Memang belum semua bisa sempurna dalam 100 hari, apalagi di tengah efisiensi nasional. Tapi semangat, keberpihakan pada rakyat, dan terobosan nyata telah dimulai.
Sebagai rakyat, kita tak hanya jadi penonton sejarah. Kita adalah bagian dari perubahan itu sendiri. Mari jaga, dukung, dan awasi agar semangat The Winner tak padam oleh waktu, oleh intrik politik, atau oleh mereka yang ingin mengembalikan Kotamobagu ke era gelap masa lalu.
Seperti kata Muhammad Iqbal, filsuf besar dunia Islam yang sering dikutip senior saya, Syarif Rahmat Mokoginta: “Jika sejarah adalah aksioma, maka kita bisa membenarkan satu adagium: Bahwa di dunia ini tak ada yang abadi melainkan perubahan itu sendiri.”
Kotamobagu telah memilih. Rakyat telah bersuara. Perubahan telah datang. Jangan biarkan ia lewat begitu saja.
Salam Perubahan! Salam The Winner!