INDO MEDIA – Vaksin berbasis tanaman dikembangkan Dua ilmuwan untuk menghidupkan kembali penggunaan vaksin nabati yang tidak hanya membuatnya sangat terjangkau tetapi juga memungkinkan penyesuaian perawatan khusus untuk kebutuhan pasien.
Dilansir dari indiatimes.com, Para ilmuwan Huges Fausther-Bovendo dari Kanada dan Gary Kobinger dari AS bertujuan untuk mencapai hal ini dengan bantuan ‘pertanian molekuler’ yang akan menempatkan DNA untuk membuat protein di dalam sel tanaman. Sel tersebut kemudian dibuat menjadi ekstrak yang dapat digunakan untuk membuat vaksin.
Saat ini, untuk membuat vaksin flu, proses pembuatan berbasis telur telah dilakukan selama lebih dari 70 tahun. Candidate Vaccine Virus atau CVV disuntikkan ke dalam telur ayam yang telah dibuahi yang diinkubasi selama beberapa hari agar virus dapat bereplikasi. Cairan yang mengandung virus kemudian diambil dari telur dan kemudian digunakan untuk membuat vaksin suntik.
Menurut para peneliti, ini bukan hanya urusan yang lebih mahal, tetapi mereka juga menyoroti bahwa vaksin nabati juga dapat menawarkan kekebalan yang lebih kuat karena dapat dikonsumsi secara oral.
Baca Lagi :Facebook Telah Aktifkan Fitur Terbaru, Cek Disini
Mereka juga menunjukkan uji klinis dari vaksin nabati dan konvensional dan kinerjanya dalam mengobati E.coli, virus hepatitis B, rabies lyssavirus dan norovirus yang terjadi selama tahun 1998 dan 2004.
Metode produksi vaksin juga telah berhasil dalam uji klinis fase 3 untuk CoVLP — kandidat vaksinasi COVID-19, serta vaksin melawan influenza. Kedua vaksin yang disebutkan di atas dirancang untuk diberikan secara oral dan bukan sebagai suntikan.