WCS Wilayah Konservasi Binerean, Latih Petani Kembangkan Agroforestry Ramah Satwa

oleh -441 Dilihat
oleh
Para petani Desa Mataindo Utara antusias mengikuti pelatihan agroforestry ramah satwa bersama WCS, belajar mengelola lahan produktif tanpa merusak habitat alami. (F: Rhu/Indomedia.News)

INDOMEDIA.NEWS, Bolsel Di bawah rindangnya pohon kelapa dan semilir angin yang menyejukkan, puluhan petani Desa Mataindo Utara,  tampak antusias mengikuti pelatihan pengembangan agroforestry yang digelar oleh Wildlife Conservation Society (WCS), Jumat, 24 Oktober 2025.

Pelatihan yang berlangsung sejak pukul 09.30 WITA itu menjadi ajang berbagi pengetahuan antara lembaga konservasi dan masyarakat tani, dengan tujuan menciptakan sistem pertanian yang ramah lingkungan, sekaligus mendukung kelestarian satwa liar.

Kegiatan yang digelar di kebun warga ini turut dihadiri oleh Camat Pinolosian Tengah, Indrajaya Mokoagow, S.IP, Sangadi Mataindo Utara, Ruslin Paputungan, serta tim WCS yang dipimpin oleh Koordinator Wilayah Konservasi Binerean, Dani Rogi.

BELAJAR DARI KEBUN SENDIRI

Menurut Dani Rogi, pelatihan ini bertujuan memperkenalkan konsep agroforestry kepada para petani. Namun, menariknya, sebagian besar warga Mataindo Utara, ternyata telah menerapkan praktik serupa melalui sistem kebun campuran yang mereka kelola secara turun-temurun.

“Kegiatan ini memperkenalkan kembali apa itu agroforestry, bagaimana konsepnya, dan apa saja yang perlu disiapkan jika ingin menerapkannya. Warga di sini sebenarnya sudah mengenal kebun campuran. Mereka tahu, semakin beragam tanaman di satu hamparan, semakin kecil risikonya,” jelas Dani.

WCS juga bekerja sama dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) untuk menyediakan bibit-bibit pohon yang cocok dengan sistem agroforestry, seperti kemiri, pala, duku, dan durian. Selain bermanfaat untuk menjaga keseimbangan lingkungan, tanaman-tanaman tersebut juga berpotensi meningkatkan pendapatan warga.

“Kami berharap para petani bisa menanam, merawat, dan memanfaatkan hasilnya. Kalau lahan dikelola dengan bijak, bukan hanya lingkungan yang lestari, tapi juga ekonomi masyarakat bisa tumbuh,” tambahnya.

SINERGI UNTUK KELESTARIAN SATWA

Pelatihan ini juga membawa pesan konservasi. Dani menjelaskan bahwa agroforestry dapat menjadi solusi agar lahan pertanian tetap produktif tanpa mengganggu habitat satwa liar, terutama burung Maleo, spesies endemik Sulawesi yang kini terancam punah.

BACA JUGA :  Teori Gila Mantan Ilmuwan NASA Tentang Pergerakan Orbit Bumi Oleh Asteroid, Bikin Heboh

“Maleo akan lebih aman jika kebunnya beragam. Karena itu, kami ingin mengajak petani di wilayah koridor satwa untuk ikut peduli pada kelestarian Maleo,” ujarnya.

DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

Dalam sambutannya, Camat Pinolosian Tengah, Indrajaya Mokoagow, S.IP, mengapresiasi langkah WCS yang dinilai membantu tugas pemerintah daerah dalam memberdayakan masyarakat tani.

Ia menjelaskan, penerapan agroforestry memiliki tiga tujuan utama, yaitu meningkatkan produktivitas lahan, mencegah kerusakan lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Kami mengimbau masyarakat agar mengikuti pelatihan ini dengan sungguh-sungguh. Ilmu yang diperoleh bisa menjadi bekal untuk mengembangkan pertanian berkelanjutan,” tutur Indrajaya.

“Atas nama Pemerintah Kabupaten Bolsel dan Pemerintah Kecamatan Pinolosian Tengah, kami berterima kasih kepada WCS Indonesia Program yang selalu terdepan dalam membantu petani,” lanjutnya.

HARAPAN DARI DESA

Sangadi Mataindo Utara, Ruslin Paputungan, juga menyampaikan rasa syukur atas pelaksanaan kegiatan tersebut.

“Kami berterima kasih kepada WCS. Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat, karena masyarakat akan diajarkan cara bertani dengan sistem kebun campuran yang lebih produktif. Semoga bisa meningkatkan perekonomian warga kami,” ujarnya.

LIMA TITIK PELATIHAN

Pelatihan agroforestry ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan WCS yang akan dilaksanakan di lima desa, yaitu Mataindo Utara, Adow, Deaga, Mataindo Induk, dan Torosik. Setiap lokasi akan mendapat dua kali pelatihan secara bergilir.

Dengan semangat kolaborasi dan kepedulian terhadap alam, diharapkan para petani Bolsel tak hanya mampu mengelola lahan secara produktif, tetapi juga menjadi garda depan dalam menjaga keseimbangan antara manusia dan alam.