pada angka kemiskinan tertinggi di Sulut.
“Menurut data BPS menunjukkan bahwa Bolsel memulai dengan tingkat kemiskinan 18,81% pada 2010, namun mampu menurunkannya hingga 11,33% pada 2024. Ini adalah capaian yang terbesar dibandingkan kabupaten/kota lain,”jelas Sekda.
Lanjut Sekda, ada tiga faktor yang mendorong penurunan angka kemiskinan di Bolsel, yakni pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hidup, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Pemenuhan Hak Dasar – Program pembangunan rumah layak huni menjadi salah satu prioritas untuk menjamin hak dasar masyarakat.
Pengurangan Beban Hidup – Layanan kesehatan melalui BPJS yang kini menjangkau 96 persen warga Bolsel berkontribusi besar dalam mengurangi beban biaya kesehatan.
Peningkatan Kualitas Hidup – Pemberian beasiswa untuk siswa kurang mampu, pengembangan UMKM, serta peningkatan infrastruktur publik turut memperkuat perekonomian masyarakat Bolsel.
Selain itu, program pemberdayaan masyarakat dan bantuan sektor perikanan serta pertanian dinilai sangat membantu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Bolsel.
Selain hal tersebut, angka stunting di Bolsel juga mencatat penurunan yang signifikan.
Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang), melalui Sekretaris James F. Lumangkun, S.Hut, mengungkapkan






